Bacaan : 1 Petrus 2:1
Tuhan memberikan suatu perenungan yang dalam kepada saya
mengenai bertumbuh dan berbuah dan lebih
khusus lagi mengenai “hidup yang berbuah lebat.” Tema ini diangkat dari
pernyataan Paulus, bahwa tetapi jika aku harus hidup didunia ini, itu berarti
bagiku bekerja memberi buah. Paulus mengatakan bahwa selama dia masih hidup
maka selama itu pula ia akan menghasilkan buah. Kehidupan yang menghasilkan
buah adalah tujuannya dan untuk mencapai tujuan itu ia harus ektra bekerja. Ia
tidak dipusingkan oleh hal yang lain tetapi ia bergerak dalam tujuan Allah
yaitu hidupnya harus menghasilkan buah.
Pertanyaan
I “Mengapa kita orang-orang Kristen harus menghasilkan buah dalam hidupnya?”
1. Tuhan
Yesus menginginkan hidup kita untuk
berbuah (Yoh 15:16).
Tuhan yang memilih kita, menetapkan kita dan mengutus kita
supaya kita pergi menghasilkan buah dan buah yang kita hasilkan tetap. Kehidupan
yang berbuah bukan satu pilihan tetapi suatu tugas yang harus dilakukan. Sebagai
suatu tugas maka jika tidak dilakukannya maka ada konsekuensi. Matius 3:10, “Kapak sudah tersedia pada akar pohon
dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan
dibuang ke dalam api.”
2. Karena
Dunia dan orang-orang disekitar kita sedang sakit karena tidak mengkomsumsi
buah.
Tanpa kita sadari bahwa tubuh kita membutuhkan nutrisi
dan vitamin yang dapat kita peroleh dari buah-buah. Ada penelitian terbaru bahwa
kangker dapat dicegah dengan mengkomsumsi buah sirsak, dan bahkan itu dibuat
obat. Jadi org tidak perlu lagi untuk kemoterapi atau sinarlaser dan
sebagainya. Betapa berkhsiatnya buah-buah yang kita konsumsi. Dunia dan orang-orang disekitar
kita sedang sakit dalam hal karakter, prilaku dan menyangkut keselamatan yang
kekal. Menapa? karena mereka sedang
kehilangan teladan, kehilangan kasih, kehilangan belaskasihan, kehilangan hal
yang benar dan kudus. Dan semuanya itu bisa kita hasilkan dari hidup kita untuk
menyembuhkan mereka.
Pertanyaan
II ”Bagaimana caranya hidup kita dapat
berbuah lebat?” Ada
beberapa fase:
1. Menanggalkan
kehidupan yang lama (1:18-19 dan 2:1)
Matius
3:8 “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan” ayat ini menyatakan
bahwa pertobatan mendahului buah yang dihasilkan. Itu berarti meninggalkan
hidup lama adalah langkah awal untuk masuk pada dimensi hidup yang berbuah. Mazmur
1:2, ”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang
tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh,” Hidup
kita tidak akan pernah berbuah jika kita masih menghidupi kehidupan yang lama
dan membiarkan kehidupan lama kita bertumbuh. Ayat
1 berkata, ”Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan
segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.” ini dosa2 yang mengikuti dan
berakar dalam kekristenan.
Banyak
anak2 Tuhan yang rindu hidupnya berbuah, namun sisi yang lain dia masih suka
tipu orang, bahkan bisa pake nama Tuhan untuk tipu orang. Banyak anak2 berkata
aku mau berbuah, tapi pada sisi lain dia masih hidup dalam kemunafikan. Yesus menentang kemunafikan orang Farisi dan ahli2 Taurat. Galatia
5:9 ”Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.” Hidup lama kita yang
tidak dibereskan akan menghancurkan proses kehidupan yang berbuah. Itu
sebabnya Rasul Paulus berkata ”aku
melupakan apa yang telah dibelakangku.” Dengan meninggalkan kehidupan lamanya
Paulus bisa mengarahkan dirinya untuk suatu pertumbuhan rohani yang pada
akhirnya lewat pertumbuhan rohaninya ia dapat menghasilkan buah.
2. Menyadari
bahwa pertumbuhan yang sehat dapat menghasilkan buah lebat (ayat2-3)
Kita tidak dapat berbuah lebat kalo pertumbuhan rohani
kita tidak sehat, oleh sebab itu kita harus memperhatikan pertumbuhan rohani
kita secara baik. Bagaimana kita menilai sehat atau tidak pertumbuhan kita.
Firman Tuhan memberikan solusi yaitu kita menjadi seperti seorang bayi. Menjadi
bayi bukan memiliki karakter seperti seorang bayi. Lalu apa yang dapat yang kita dapat pelajari dari seorang
bayi.
a.
Bayi
memiliki keinginan yang kuat.
Seorang bayi selalu ingin
air susu. Jika bayi menangis maka hanya ada 2 hal terjadi, petama dia lapar.
Kedua, dia sakit. Tapi kebanyakan bayi
menangis karena dia lapar. Dia akan berusaha menangis sejadi-jadinya untuk bisa
minum susu. Bayi memiliki keinginan yang kuat untuk minum. Sebagai orang2 percaya kita pun harus memiliki keinginan
yang kuat untuk bertumbuh secara rohani. Modal bagi pertumbuhan kita adalah keinginan yang kuat
untuk bertumbuh. Keinginan yang kuat untuk bertumbuh akan memotivasi kita untuk
melakukan banyak hal bagi pertumbuhan kita.
Seorang yang memiliki
penyakit kanker akan bisa bertahan hidup bahkan sembuh karena dia memiliki
keinginan untuk sembuh. Keinginan untuk sembuh itulah yang membentuk antibodi
baru untuk melawan penyakitnya. Sebuah pohon yang tidak memiliki kekuatan untuk
menancapkan akar2nya sedalam mungkin ke dalam tanah, maka pohon itu. gampang
goyah dan akan datang badai dan menumbangkan dia.
b.
Bayi tidak pernah
merasa puas.
Kalo kita memperhatikan
bayi waktu minum susu, dia tidak akan pernah merasa puas bahkan dia bisa minum
melebihi kapasitas daya tampungnya dan itu bisa menyebabkan dia muntah. Dan
setelah itu iya minum lagi. Tidak ada bayi didunia ini yang hanya minum sekali untuk
sehari atau dua hari untuk seminggu, setiap saat dia selalu ingin minum. Musuh pertumbuhan
rohani adalah tidak merasa puas dengan apa yang yang terjadi dengan rohani kita.
Kita puas secara rohani krn sudah punya karunia, kita puas krn sudah punya
jabatan digereja, kita puas krn banyak melayani. Pertumbuhan rohani kita tidaklah tergantung
dengan semua itu karena itu adalah anugerah atau pemberian dari Allah kepada
kita.
Kita harus memiliki
keinginan yang kuat untuk bertumbuh dan tidak pernah merasa puas dengan
pertumbuhan kita hari-hari ini. Keinginan yang kuat untuk hidup dalam Firman dan tidak
pernah merasa puas untuk merenungkan dan melakukan firman Tuhan. Tidak ada resep atau
rumus untuk membuat hidup kita bertumbuh dan berbuah lebat selain hidup dalam
firman. Terus menerus merenungkan dan melakukan firman Tuhan. Firman Allah berkuasa
untuk menghidupkan kehidupan kita, lewat firman Allah Roh kudus bekerja memperbaiki,
menasihati, mendidik dan menuntun kehidupan kita kepada pertumbuhan rohani yang
sehat, yang oleh karenanya kita berbuah. Mazmur 1:2-3 ”tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam
di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak
layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Ketika kita menyukai, merenungkan firman Tuhan siang dan
malam serta melakukannya kita sedang membawa pohon kehidupan kita kepada sumber
kehidupan. Supalai makanan untuk pertumbuhan kita tercukupi, maka kita tidak
pernah kering bahkan setiap musim artinya tidak pernah terlambat kita
menghasilkan buah.
3. Merelakan
kehidupan ini untuk dibentuk menjadi
seperti yang Tuhan mau (ayat 4-5)
Yang terakhir supaya hidup kita dapat berbuah lebat
adalah merelakan hidup kita untuk jatuh ke tangan Allah, sehingga Allah dengan
bebas membentuk kita seperti yang Dia mau bukan yang kita mau
a.
Datang
kepada Yesus sebagai batu yang hidup (ayat 4).
Datang kepada Yesus dengan
kata lain kita harus tetap tinggal didalam dia dan Dia didalam kita. Sebab
diluar Yesus kita tidak dapat menghasilkan buah. Ketika kita dekat dengan Yesus kita tahu hati Yesus, apa
yang dia inginkan bagi kita.
b.
Memiliki
hati yang rela untuk dibentuk oleh Tuhan.
Kita merelakan hidup kita
untuk dibentuk oleh Tuhan dan dipakai sesuai dengan rencanaNya.
0 Komentar