Bacaan : Yohanes 18:1-11
“Maka Ia bertanya
pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka: "Yesus dari
Nazaret." Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika
Aku yang kamu cari,
biarkanlah mereka ini pergi." (Yohanes 18:7-8)
Pendahuluan
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, peristiwa kematian Yesus Kristus perlu kita renungkan karena kematian Kristus adalah kunci kehidupan
keristenan kita, tanpa kematian Kristus kehidupan kita sama sekali tidak ada
gunannya. Saya percaya melalui perenungan tentang kematian Kristus, iman kita akan semakin diteguhkan, kita akan semakin yakin akan hidup ini
bahwa Tuhan sangat mengasihi kita dan Dia meninginkan kita untuk hidup
mempermulikan Dia selama kita ada di dunia ini.
Isi Khotbah
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, dari bacaan yang kita sudah
baca, Yesus mempersiapakn diri menjelang penyalibanNya. Ia pergi ke sungai
Kidron dan menuju ke sebuah taman. Taman itu adalah taman getsemani yang
terletak di lereng bukit Zaitun. Sering kali Yesus ke tempat bersama-sama
murid-murid-Nya termasuk Yudas untuk berdoa, itu sebabnya Yudas tahu tempat itu
sehingga dengan mudah mendapati Yesus. Yudas yang telah dirasuki oleh
Iblis mendatangi imam-imam kepala untuk menyerahkan Yesus dan meminta imbalan
dari apa yang ia lakukakan. Lalu imam-imam kepala setuju dan memberikan tiga puluh uang
perak kepada Yudas sebagai bayaran terhadap perbuatannya.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, Yudas mengetahui waktu yang
tepat dan tempat yang tepat untuk menangkap Yesus. Di taman Getsemani ketika Yesus selesai berdoa, pada saat itulah Yudas datang
bersama-masa dengan pasukan prajurit dan para penjaga Bait Allah yang lengkap
dengan senjata untuk menangkap Yesus. Kedatangan pasukan parjurit dan para penjaga Bait Allah dengan
senjata yang lengkap mengindikasikan bahwa Yesus adalah seorang penjahat,
perampok dan orang berbahaya bagi keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, di mata mereka Yesus telah melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Hanya
orang yang telah melakukan perbuatan yang melanggar hukumlah yang perlu
ditangkap, di adili dan dihukum sesuai dengan perbuatan mereka. Lalu kita bertanya perbuatan apakah yang Yesus lakukan yang melanggar
hukum? Lalu hukum apakah yang telah dilanggar oleh Yesus? Bukankah yang Yesus
lakukan adalah mengasihi orang lain, menyembuhkan orang sakit, memberi makan
orang lapar, menguatkan orang yang lemah, membela hak orang yang tertindas,
bertindak adil, mengajar kebenaran, menasihati, mengampuni kesalahan dan
membawa orang kepada Tuhan. Kalau hukum Taurat yang
dilanggar, apakah perbuatan-perbuatan Yesus itu melanggar hukum Taurat? Tentu
jawabanya tidak. Semua yang Yesus lakukan mengenapi hukum Taurat.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, namun Yesus telah dianggap oleh
para imam dan pemimpin Yahudi sebagai penjahat yang harus ditangkap, diadili
dan dihukum. Waktu Yesus dianggap penjahat dan didatangi, Ia
tidak sembunyi bahkan melarikan diri. Tetapi Ia malah maju ke depan dan berkata
kepada mereka, “siapakah yang kamu cari?” Yesus tidak takut dan gentar
menghadapi kedatangan para prajurit. Yesus menghadapi dengan wibawa seorang
pemimpin. Mereka yang ditanya menjawab, “Yesus
dari Nasaret.” Dan Yesus menjawabnya, “Akulah Dia.”
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, di dunia ini tidak ada penjahat yang mau mengakui kalo dia orangnya. Kalau semua mengakui mungkin penjara akan penuh dan dunia akan damai dan aman.
Yang terjadi sebaliknya, kalau kedapatan seseorang berbuat salah dan melanggar
hukum, orang itu akan berusaha sembunyi bahkan melarikan diri dan kalau dia ditangkap, dia akan memakai pengacara untuk membela
dirinya. Lebih parah lagi orang yang bersalah itu bisa berteriak bahwa orang lain yang bersalah bukan dirinya, istilahnya “maling teriak maling”
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, sikap Yesus seperti itu
menunjukan kepada kita bahwa Dia tidak takut, karena Dia tahu bahwa Dia di
dalam rencana Bapa-Nya. Rencana penyelamatan umat manusia adalah rencana yang
kekal dan untuk itulah Yesus diutus ke dunia untuk mengenapi rencana itu. Dan
proses menuju pengenapan itu Yesus harus ditangkap, diadili dan disalibkan. Yesus tidak takut, tidak
bersembunyi dan tidak melarikan diri karena masalah yang akan dihadapi tetapi
dia dengan berani menghadapinya karena Dia sedang hidup dalam rencana BapaNya.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, sebagai anak-anak Tuhan, kita
harus belajar dari teladan Yesus. Allah memiliki rencana dalam hidup kita
berbeda-beda. Namun semua memiliki tujuan yang sama yaitu Allah dimuliakan
dalam hidup kita. Oleh sebab itu, selama kita hidup dalam rencana Allah kita
tidak perlu takut, membela diri, sembunyi atau melarikan diri dari segala macam
ancaman atau masalah yang datang dalam hidup kita. Banyak orang percaya yang begitu takut, gentar,
sembunyi dan bahkan lari dari hadapan Tuhan karena tekanan hidup yang datang
bertubi-tubi. Banyak orang menjadi pesimis, putus asa dan bahkan kompromi
dengan dunia karena tidak berani menghadapi bersama Tuhan.
Orang-orang seperti itulah yang sebenarnya tidak
hidup dalam rencana Allah, mereka hidup sesuai rencana mereka. Mereka tidak mau
mengenal apa yang Tuhan inginkan bagi mereka. Orang-orang yang tidak hidup dalam rencana Allah
adalah orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri, egois dan cenderung
suka menyalahkan orang lain. Mereka menghabiskan waktu yang Tuhan beri untuk
diri sendiri, mereka memakai talenta yang Tuhan beri untuk memperkaya diri
sendiri, mereka menggunakan uang dan harta mereka untuk diri mereka sendiri.
Mereka berbicara kasih tetapi tidak mepraktekkan kasih, mereka berbicara adil
tetapi bertindak tidak adil, mereka menyembah Allah yang kudus tetapi mereka
tidak hidup dalam kekudusan. Orang-orang seperti itulah yang sebenarnya tidak
hidup dalam rencana Allah.
Pertanyaan bagi untuk kita renungkan?? Siapakah
yang telah melanggar hukum? Siapakah penjahat yang sebenarnya yang harus
ditangkap? Mereka adalah orang-orang yang tidak hidup dalam rencana Allah. Bukankan sikap para imam
menunjukan bahwa mereka adalah penjahat. Orang-orang rohani yang haus akan
pujian, haus akan otoritas, haus akan kekuasaan dan kedudukan. Itulah yang
menyebabkan mereka begitu egois dan hanya mementingkan diri mereka sendiri.
Mereka memperkokoh kedudukan mereka dengan cara-cara yang tidak benar, mereka
mengajarkan hukum tetapi mereka tidak hidup sesuai hukum itu. Mereka menyuruh
orang berkerja tetapi mereka sendiri malas untuk bekerja.
Yudas pun demikian. Yudas adalah murid Yesus,
namun ia begitu tergiur oleh kenikmatan dunia. Ia tidak tahan uji, ia terbuai
oleh uang. Karena uang ia telah menghabiskan waktu untuk mengejarnya.
Murid-murid yang lain belajar untuk melayani Yesus, belajar untuk mendoakan
orang lain dan belajar untuk bertumbuh, tetapi Yudas telah terikat
oleh mammon dan dia rela menjadikan mammon sebagai tuannya dari pada Yesus.
Yesus dijual karena uang. Para prajurit adalah orang-orang yang bertindak
kasar dan semena-mena, mereka tidak adil dalam sikap. Bukankah kita kadang seperti
mereka? Apa yang kita kejar hari-hari ini, kedudukan dan jabatan? Atau ada
prioritas lain yang sedang kita kejar selain keinginan Tuhan. Apa kita sedang
menggunakan waktu yang Tuhan beri untuk diri kita sendiri. Atau harta kita
untuk diri kita sendiri.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, bagimana dengan Yesus? Yesus
memberi segalanya, “waktunya, perhatiannya, kasihnya bahkan dirinya diberikan
untuk keselamatan manusia” Orang yang hidup dalam rencana Allah relah memberikan segala-galanya bagi
Tuhan untuk Tuhan gunakan dalam mencapai tujuan-Nya Tuhan. Yesus memberikan
segala-galanya untuk mencapai tujuan BapaNya supaya.
Marilah kita mengikuti teladan Tuhan kita, yang
berani karena Ia hidup dalam rencana Bapa-Nya. Ia rela memberikan
segala-galanya bagi Tuhan karena Dia tahu bahwa untuk itulah ia diutus ke dunia
ini. Apakah saudara sedang hidup dalam rencana Allah atau tidak? Kalau tidak itulah yang membuat saudara takut untuk
menyerahkan hidup saudara dan segalanya bagi Tuhan. Tetapi kalau saudara sedang hidup dalam rencana Allah maka saudara tidak akan takut karena saudara percaya bahwa
Allah memiliki rencana yang indah dan kekal buat saudara. Matius 16:25, mengatakan: ”Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
Ada sebuah
ilustrasi. Seorang pemuda hanya tertunduk lesu, memandang tiang gantungan yang
menanti di hadapannya. Andaikan ia tahu akan berakhir begini, tentu tidak akan
sekarang ... sudah terlambat. Seorang petugas mengikatnya dengan tali dan
mempersiapkannya untuk digantung. Sambil menuju tiang gantungan, terlintas di
pikirannya, ibunya yang juga satu-satunya keluarganya yang tinggal, sedang
menangisinya. Kini hanya tinggal menunggu lonceng. Ya, tinggal menunggu
sedentang lonceng dan ia akan meninggalkan dunia fana ini untuk selama-lamanya.
Peraturannya saat itu, hukuman gantung dilaksanakan setelah lonceng besar
berbunyi. Ia sudah pasrah dan menunggu ajalnya.
Saat itu pukul
11 siang hari. Ditunggunya satu jam ... dua jam ... lonceng tidak juga berbunyi
hingga pukul 2 siang. "Akh, berarti kematianku sudah sangat dekat?"
pikir si pemuda. Tapi lonceng tidak juga berdentang hingga pukul 5 sore.
Lonceng itu memang bergerak sejak siang, namun ternyata bukan bunyi yang
dikeluarkannya, melainkan tetesan darah !!!
Di
tengah-tengah lonceng besar tersebut, ternyata ada seorang wanita tua yang
menjepit bola di dalam lonceng hingga tidak terdengar bunyinya. Saat lonceng
tersebut dipukul, wanita ini menjepitkan dirinya di dalam lonceng besar itu.
Wanita tua itu tak lain adalah ibu sang pemuda yang akan dihukum!!! Akhirnya,
pemuda tersebut dibebaskan dari hukumannya karena lonceng tersebut tidak juga
berbunyi, sesuai dengan peraturan yang ada. Begitu besarnya cinta Ibu itu
terhadap anaknya, hingga dia rela mempertaruhkan nyawanya sendiri demi
menyelamatkan anak yang dikasihinya. Ibu itu melambangkan Tuhan kita, Yesus
Kristus yang telah rela membayar harga yang seharusnya menjadi tanggungan kita,
dengan mati di kayu salib, agar kita diselamatkan. Seharusnya, kitalah yang
sepatutnya digantung, kitalah yang sepatutnya disalib! Namun cinta Tuhan amat
besar bagi kita, Cintanya tiada batasnya bagi kita anak-anak Nya.
Yohanes 3:16. "Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal?” Yohanes 4:9. "Dalam hal
inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah
mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.” Roma
8:39. "Atau kuasa-kuasa, baik yang
di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Kasih
anak sepanjang penggalah ... Kasih ibu sepanjang abad ... Kasih Tuhan sepanjang
masa.
2 Komentar