Bacaan : Yeremia 33:3
"Berserulah
kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau
dan akan
memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami,
yakni hal-hal yang
tidak kauketahui." (Yeremia 33:3)
Pendahuluan
Saudara-
saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, ayat 3 mengatakan, “Berserulah
kepada-Ku.” Kata ini mengacu pada himbauan Tuhan bagi umat-Nya untuk
berdoa. Doa merupakan kegiatan rohani dari orang-orang percaya. Mengapa kita harus berdoa? Pertama, karena melalui doa kita membangun hubungan dengan Allah.
Kedua, karena melalui doa kita menyampaikan segala keinginan kita kepada Allah.
Kita membutuhkan pertolongan Allah dan Allah sendiri berjanji untuk menjawab doa kita sebab dia Allah yang
Mahakuasa dan Allah yang menyediakan “YEHOVA JIREH” (Matius 7:7).
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, yang menjadi pertanyaan kita
saat ini ialah: Kalau Allah kita benar Allah yang Mahakuasa (yang mampu
menjawab doa) dan Allah yang menyediakan, mengapa sering kali kita
berdoa namun apa yang kita doakan sepertinya tidak ada
jawaban dari Tuhan. Mengapa? Masalahnya tidak terletak pada Allah, sebab Allah tidak bersalah. Kesalahannya sering ada pada diri kita dan itu yang menjadi penghambat Allah menjawab bagi doa-doa kita.
Isi Khotbah
Apa saja yang menghambat jawaban Tuhan atas doa-doa kita?
1. Dosa yang belum diakui (Yes 59:1-2).
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, kata kunci dari ayat ini ialah: “menyembunyikan
diri dan tidak mendengar” semuanya karena dosa. Allah akan menyembunyikan diri dan tidak mendengar doa
kita karena kita masih hidup di dalam dosa pada saat kita berdoa. Dosa menjadi
penghambat bahkan membuat Allah tidak menjawab doa kita. Hal ini bukan berarti
bahwa semuanya tergantung kepada kekudusan dan kebenaran kita, namun Allah itu
kudus dan Allah menginginkan umatNya hidup kudus sehingga kekudusan menjadi
prioritas bagi Allah. Dengan demikian Allah memperhitungkan doa orang yang hidup
kudus.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam Yakobus 5:16b, dikatakan “...Doa orang yang benar, bila dengan yakin
didoakan, sangat besar kuasanya.” Ayat ini memberikan keyakinan kepada kita
bahwa doa yang lahir dari kehidupan yang kudus akan menggerakan Allah untuk
melakukan mujizat atau menjawab doanya. Oleh sebab itu, yang perlu kita
lakukan ialah selalu mempertahankan hidup yang kudus dihadapan Tuhan sesuai
dengan firman Tuhan dan seandainya kita telah jatuh dalam dosa maka kita harus
mengakui dosa kita, menyesalinya, bertobat dan meninggalkan dosa itu (Amsal
18:13).
2. Kebimbangan (Yak 1:6-8)
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, faktor lain yang bisa menjadi penghambat doa
kita dijawab oleh Tuhan ialah bimbang atau ragu terhadap janji-janji Tuhan.
Kebimbangan adalah perasaan tidak menentu yang diakibatkan oleh suatu keadaan
yang menekan sehingga mengakibatkan seseorang tidak memiliki kebulatan hati
untuk mempercayai sesuatu. Semua orang bisa menjadi bimbang
karena banyak faktor, namun ada dua hal yang sering kali membuat
orang bimbang. Pertama, melihat kepada besar persoalan/masalah dan kedua,
penantian jawaban dalam waktu yang lama.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam Yakobus 1:6-8, mengatakan: “Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan
sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang
laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian
janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang
mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.” Ketika kita berdoa dan
kemudian kita menjadi bimbang terhadap janji-janji Allah bahwa ia sanggup
menolong kita, maka jelas firman Tuhan katakan bahwa kita tidak akan menerima
apa-apa dari apa yang kita doakan.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, Allah menghendaki kita supaya kita tidak
bimbang, tetapi kita percaya dan memintanya di dalam iman yang teguh kepada
Allah dan janji-janji-Nya. Allah tahu waktu yang tepat untuk menjawab doa kita
namun yang dituntut dari kita ialah kita beriman sampai melihat doa kita
dijawab oleh Tuhan. Iman yang teguh kepada Allah
akan menggerakkan Allah untuk bertindak dalam menjawab setiap persoalan/masalah
kita (Markus 11:24).
3. Tidak hidup dalam
firman Allah (Yohanes 15:7-8)
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, kehidupan
yang tidak berakar dan bertumbuh dalam firman Allah akan membuat kita tidak
mengerti kehendak Allah buat kita. Waktu kita tidak tahu kehendak
Allah bagi kita, maka kita bisa salah dalam menyampaikan permintaan
kita melalui doa. Kita akan berdoa sesuai kehendak kita, kita meminta kepada
Allah yang bukan Allah inginkan buat kita. Hal ini membuat kita tidak menerima sesuatu dari Allah.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam Yakobus 4:2-3, mengatakan: “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak
memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai
tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh
apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak
menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak
kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Doa yang tidak dijawab adalah
doa yang didalamnya sarat dengan permintaan yang hanya untuk memuaskan hawa
nafsu kita bukan bertujuan untuk memuliakan Allah.
Saudara-saudara
yang terkasih, kita perlu hidup dalam firman Allah setiap hari sehingga tatkala
kita berdoa, apa yang kita minta selaraskan dengan kehendak Allah sehingga
waktu Allah menjawab doa kita bukan hanya memenuhi permintaan kita tetapi
tujuannya untuk kemuliaan nama-Nya. Seperti yang dikatakan dalam Yohanes
15:7-8, “Jikalau kamu tinggal di dalam
Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika
kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
4. Tidak menghasilkan buah (Yohanes 15:16)
Saudara-saudara
yang terkasih, hal terakhir yang menjadi penghambat doa kita ialah kita tidak
bertumbuh dan menghasilkan buah. Buah menunjukan kedewasaan kita
dalam pengenalan akan Allah serta ketaatan kita kepada Allah. Dalam Yohanes 15:16,
mengatakan: “Bukan kamu yang memilih Aku,
tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu
pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta
kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Ayat ini menunjukan
keseriusan Allah untuk menjawab doa kita saat kita mau bertumbuh dan
menghasilkan buah bagi kerajaan-Nya.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, Allah akan memperlengkapi kita dengan
perkara-perkara yang luar biasa disaat kita hidup berfokus kepada hidup yang
berbuah. Hidup yang berbuah adalah hidup yang menghasilkan kebenaran yang dapat
dinikmati oleh orang-orang disekitar kita. Di sini kita dituntut menjadi saksi
dari apa yang kita alami bersama Tuhan sehingga dari kesaksian itu orang
lainpun bisa mengenal Tuhan. Dalam Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.” Semua yang kita butuhkan akan ditambahkan
kepada kita saat kita benar-benar mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, ada sebuah ilustrasi. Ada seorang kakek yang sudah
tua, tinggal di sebuah rumah di pinggiran desa. Kakek ini adalah seorang yang
sangat saleh dan rajin beribadah kepada Tuhan. Si kakek dikenal di seluruh desa
karena kebaikannya suka menolong orang dan taat beribadah. Pada suatu hari turun hujan lebat di desa tersebut dan air dengan sangat
cepatnya naik ke atas dan telah mencapai sebatas lutut. Orang-orang di desa tersebut
telah diinstruksikan untuk mengungsi dan ramai-ramai mereka membawa
barang-barangnya keluar dari rumah mereka masing-masing.
Si Kakek yang tinggal di pinggiran desa juga
tidak luput dari situasi banjir tersebut dan menjadi cemas karenanya, tetapi sebagai
orang yang beriman, dia berusaha berdoa memohon kepada Tuhan untuk menghentikan
hujan yang lebat tersebut agar seluruh orang di desa tersebut bisa
diselamatkan. Tak lama setelah dia berdoa, datanglah kepala
desa hendak menjemputnya dengan kendaraan jipnya, tetapi si kakek menolak
dengan halus dan dia berkata bahwa dia percaya bahwa Tuhan akan mendengarkan
doanya dan segera menghentikan hujan lebat tersebut.
Pergilah segera sang kepala desa dengan perasaan
cemas, tetapi karena dia percaya bahwa dia memang orang yang saleh, tentunya
Tuhan juga pasti akan menolongnya juga. Hujan turun semakin lebatnya dan telah
mencapai ketinggian satu meter dan seluruh penduduk desa telah mengungsi ke
luar dan si kakek pun sudah berjongkok di atas lemarinya, dengan perasaan yang
semakin cemas akhirnya dia berdoa dengan lebih keras lagi memohon kepada Tuhan
untuk segera menghentikan hujan lebat tersebut.
Tak lama kemudian datanglah regu penyelamat
dengan mengendarai perahu karet dan berteriak-teriak memanggil si kakek. Si
kakek pun berteriak kepada regu penyelamat tersebut dan berkata bahwa dia telah
berdoa kepada Tuhan dengan lebih bersungguh-sungguh dan Tuhan selama ini tidak
pernah tidak mendengarkan doanya dan dia percaya bahwa kali inipun Tuhan pasti
mendengarkan doanya. Akhirnya perahu karet itupun
pergi dengan perasaan yang sangat khawatir akan keselamatan si kakek, tetapi
karena merekapun merasa bahwa sang kakek memang memiliki iman yang lebih tebal
daripada mereka maka merekapun tidak berani memaksa lebih keras lagi.
Sepeninggal regu penyelamat dengan perahu karet, hujan malah turun semakin
lebatnya dan lebih lebat dari sebelumnya dan kali ini si kakek sudah berdiri di
atas atap rumahnya dan berteriak-teriak dengan sangat kerasnya berdoa memohon
kepada Tuhan untuk segera menghentikan hujan lebat tersebut.
Dari atas terdengar deru helikopter dengan keras
dengan lampu sorotnya dan tampak beberapa orang berteriak dari atas helikopter
kepada sang kakek untuk segera menangkap tali yang dilemparkan ke bawah. Dan
kali inipun sang kakek menolak dan berkata dengan yakinnya bahwa dia telah
berdoa dengan sangat sungguh-sungguh dan kali ini Tuhan pasti akan menghentikan
hujan tersebut dan menolong si kakek. Dengan putus asa helikopter tersebut
meninggalkan si kakek yang terus berteriak-teriak memohon kepada Tuhan untuk
menghentikan hujan lebat tersebut dan mereka berharap bahwa semoga doa kakek
terkabul dan mereka juga tahu bahwa kakek Rahmat adalah orang yang sangat
beriman dan selalu menolong orang lain.
Akhir kata hujan tidak juga berhenti dan
menenggelamkan si kakek dan dia pun meninggal. Karena selama hidupnya kakek
tersebut sangat beriman dan tidak pernah sekalipun berbuat yang tidak baik
dihadapan Tuhan, maka si kakek diijinkan masuk ke dalam surga. Di surga, kakek
bertemu dengan Tuhan dan lalu menyatakan kekecewaannya karena doanya yang
terakhir tidak dikabulkan olehNya.
Tuhanpun berfirman kepadanya :"Kakek yang
baik, engkau adalah anakku yang baik dan sepanjang hidupmu engkau selalu
menuruti firmanKu, dan Akupun selalu mendengarkan doa-doamu dan mengabulkannya.
Pada waktu engkau berdoa yang pertama kalinya, Aku telah mengirim kepala desa
untuk menjemputmu dengan mobil jipnya tetapi engkau tolak, lalu doamu yang
kedua, Aku mengirimkan regu penyelamat dengan perahu karetnya dan itupun kau
tolak dan terakhir engkau berdoa kepadaKu, Aku mengirimkan sebuah helikopter
untuk menjemputmu tetapi masih engkau tolak juga. Inti cerita ini adalah mengenai sebuah kesempatan, dan bagaimana kita
mengerti jawaban Tuhan atas doa-doa kita.
0 Komentar