Memperbaiki dan memperlebar cara pandang kita akan memuat iman kita bertumbuh. Caranya ialah kita harus membongkar kebiasaan lama kita. Salah satu kebiasaan kita ialah cara kita memperlakukan Tuhan. Banyak anak2 Tuhan memperlakukan Tuhan seperti “alas kaki” kita menempatkan alas kaki dengan tujuan agar rumah kita tetap bersih, tentunya ketika kita masuk alas kaki menjadi tempat pembersihan kaki kita. Banyak orang menjadikan Tuhan bukan tujuan tapi alat untuk mencapai tujuannya.
Prinsip I: apa yang mendominasi pikiranmu menentukan imanmu (9)
Nuh hidup didunia bukan disurga dan di antara ratusan, ribuan orang yang kecentderungan hatinya selalu jahat, namun Nuh tetap hidup tak bercela di hadapan Tuhan. Ada tiga prinsip hidup anak2 Tuhan oleh Rick Warren isolasi, imitasi dan insulasi. Banyak orang hidup dengan mengunakan prinsip isolasi. Mereka mengisolasikan dirinya dari dunia. Prinsip yang kedua adalah imitasi. Banyak orang Kristen hidup mengunakan prinsip ini. Mareka hidup dalam ekstrim dunia dan kehilangan nilai-nilai rohani. Mereka beribadah kepada Allah namun yang mereka terapkan dalam hidup mereka bukan firman Allah melainkan prinsip dunia.
Dalam Roma 12:2, janganlah kita menjadi serupa dengan dunia…! Sekalipun kita kita ada di dunia dengan nilai2 yang najis dan kotar, diantara orang-orang yang prilakunya jahat, namun kita harus tetap hidup tek bercela, bahkan kita harus mempengaruhi dunia. Inilah prinsip insulasi. Apa yang mendominasi pikiran kita itulah menentukan iman kita. Jika kita membiarkan pikiran dunia
Prinsip II: tidak adalah alasan untuk percaya, namun percaya itulah esensi iman (13-21)
Ada tiga masalah yang bisa menyebabkan Nuh bimbang! Mengapa Tuhan mau menghukum dunia, mengapa hanya mereka yang diselamatkan. Nuh tidak pernah melihat hujan, karena sebelum air bah Allah mengairi bumi dari dasar bumi (kej 2;5-6). Nuh hidup ratusan mil dari samudera terdekat. Meskipun dia bisa belajar membangun bahtera, tetapi bagaimana membawanya ke air?
Ada masalah dalam mengumpulkan seluruh binatang dan kemudian memeliharanya. Dalam menbagun bahtera membutuhkan waktu yang lama, tentunya banyak hari yang melemahkan. Tidak ada hujan dan banyak dapat kritikan dari orang-orang sekitar. Tetapi Nuh tidak mengeluh atau membuat alasan. Dia mempercayai Allah sepenuhnya dan hal tersebut menyenangkan hati Allah. Mempercayai sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Mazmur 147:11, “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.”
Prinsip III: mengikuti maunya dan cara TUHAN itulah karakter orang beriman (22)
Ketika Allah memberi perintah untuk membangun bahtera, Dia tidak berkata, “Bangunlah sebuah perahu tua yang kau inginkan Nuh.” Dia memberi petunjuk yang sangat rinci dalam hal ukuran, bentuk dan bahan bahtera itu serta jumlah yang berbeda dari binatang-binatang yang akan dibawah dalam bahtera.
Bahtera dari kayu gofir dengan panjang 300 hasta (1 hasta 45 cm) maka 45x300=13.500 cm (1 meter = 100 cm), maka panjang bahtera 13.500:100=135 meter, lebarnya 23 meter dan tingginya 14 meter. Bahtera itu ada atap, pintu pada lambung bahtera dan di dalam bahtera bertingkat 3 (bawah, tengah & atas). Binatang-binatang satu pasang (jantan dan betina) dari segala jenis burung, hewan, binatang melata dari seluruh muka bumi.
Respon Nuh dalam ayat 22, “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” Nuh taat sepenuhnya (tidak ada petunjuk yang diabaikan) dan Nuh menaati dengan tepat (dalam cara dan waktu yang Tuhhan tetapkan)
Daud mengatakan dalam Mazmur 119:33 “Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.” Dan Rasul Yakobus katakan dalam Yakobus 2:24 “Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.” Dan Yesus katakan injil Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
0 Komentar