Advertisement

PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS


Defenisi Integritas
Peneliti kepemimpinan James Kouzes dan Barry Posner dalam buku mereka yang berjudul Credibility: How Leaders Gain and Lose It, Why People Demand It  melaporkan hasil riset mereka selama hampir 20 tahun dari survei terhadap ribuan kaum profesianoal dari empat benua bahwa karakteristik nomor satu paling kritis bagi seorang pemimpin adalah integritas. John Maxwell mengatakan, bahwa “Dari semua kualitas kepemimpinan yang ada, maka integritas adalah yang terpenting.” Seorang pakar kepemimpinan Werren Bennis mengungkapkan, bahwa “Integritas adalah fondasi untuk membangun rasa percaya (trust).  Menurut Sandjaya, “Integritas dimengerti sebagai wholeness, completeness, entirety, unified. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dalam seluruh aspek hidup, khusunya antara perkataan dan perbuatan. Defenisi ini didukung oleh John Maxwell yang mengatakan, bahwa “Integrity build trust, integrity has high influence value, integrity facilitates high stantards, and integrity result in a solid repotation, not just image.”  Seperti yang Yakobus katakan, “Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun,” (Yakobus 1:4).
Integritas dapat disimpulkan sebagai keutuhan yang melibatkan seluruh aspek kehidupan yang dinyatakan dalam kesatuan antara perkataan dan perbuatan, di mana apa katakan oleh pemimpin itulah yang dilakukannya, sehingga ia dapat dipercaya, disegani dan dihormati oleh orang-orang yang dipimpinya. Integritas bagi seorang pemimpin merupakan alat yang sangat kuat untuk memimpin dan dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata orang-orang yang dipimpinnya. Ciri-ciri integritas yang sangat penting menurut Jonatahan Lamb, yaitu: 1) Ketulusan: motivasi yang murni, 2) Konsistensi: menjalani kehidupan sebagai suatu keseluruan, dan 3) Keandalan: mencerminkan kesetiaan Allah. 

Ciri-Ciri Pemimpin yang Berintegritas
1.   Pemimpin yang memiliki ketulusan
Pemimpin yang tulus adalah pemimpin yang memiliki motivasi yang murni. Kemurnian dari motivasi pemimpin dapat ditunjukan melalui transparansi hidup, kerelaan hati dan keterusterangan.  Larry Keefauver mengatakan, bahwa “Pemimpin mempraktekkan apa yang pemimpin ucapkan, di balik pintu yang tertutup bersama orang lain, di tempat-tempat yang jauh dan dengan mereka yang paling karib dengan pemimpin. Pemimpin yang hidup transparan atau terbuka tidak memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan atau ditakuti. Hidup mereka yang transparan bagai surat yang terbuka. Surat Paulus kepada jemaat Korintus, mengatakan “Kamu adalah surat pujian kami yang ditulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang (2 Korintus 3:3).” Paulus menegaskan bahwa kehidupan orang-orang percaya seharusnya dapat dilihat dan dikenali oleh orang-orang lain sebagai pengikut Kristus, demikian juga pemimpin dapat dikenali dengan baik oleh orang-orang yang dipimpinnya. 
Pemimpin yang berintegritas selalu memiliki kerelaan hati. Kerelaan hati yang diperlihatkan oleh pemimpin dapat dilihat ketika ia memberikan yang terbaik kepada organisasinya maupun orang-orang yang dipimpinnya. Pemberian yang terbaik dapat berupa waktunya, perhatiannya, tenaganya dan pikirannya untuk memajukan organisasi yang dipimpinnya tanpa menuntut imbalan yang harus ia terima. Pemimpin yang tulus akan senantiasa hidup dalam kejujuran. Kejujuran menyatakan satu kata satu perbuatan. Jonatahan Lamb mengatakan, “Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan.  Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan kehidupannya.  Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya. Kejujuran dalam sikap adalah bagian yang sangat penting dari kehidupan seorang pemimpin. Matius 5:37, mengatakan “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” 

2.   Pemimpin yang memiliki konsistensi
Integritas yang baik dalam diri pemimpin diwakili oleh tingkah laku yang baik.  Tingkah laku pemimpin dapat diukur dari apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan pada saat benar-benar sendirian.  John C. Maxwell mengatakan delapan puluh persen dari apa yang dipelajari orang datang melalui stimulasi visual, sepuluh persen melalui stimulasi pendengaran, dan satu persen melalui indera lainnya. Merupakan hal yang masuk akal bahwa semakin banyak pengikut melihat dan mendengar pemimpinnya konsisten dalam tindakan dan perkataan, akan semakin besar pula konsistensi dan loyalitas mereka.  Apa yang mereka dengar, mereka pahami.  Apa yang mereka liat, mereka percayai. Terlalu sering pemimpin berusaha memotivasi pengikutnya dengan sarana yang cepat mati dan dangkal, yang diperlukan orang bukanlah motto untuk dikatakan, melainkan teladan untuk dilihat.
Pemimpin yang memiliki konsistensi dapat dinyatakan melalui komunikasi. Komunikasi yang dibangun adalah komunikasi yang dilakukan secara dua arah, di mana pemimpin tidak hanya  memikirkan dan menghendaki keinginan dan kemauannya yang didengar dan diterima oleh orang lain, tetapi ia juga harus bisa menerima keinginan dan kemauan dari orang lain. Kamunikasi dua arah menghindarkan pemimpin dari rasa superior dan dapat menjadi bahan evaluasi diri dalam mengembangkan kelebihan dan meminimalisasikan kekurangan-kekurangan yang ada. Komunikasi bukanlah sebagai sarana untuk memanipulisa orang lain untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri, tetapi komunikasi dapat dijadikan sebagai sarana oleh pemimpin untuk membangun, menguatkan, dan membawa orang yang diajak berkomunikasi untuk menemukan keadaan dirinya sehingga pada akhirnya mereka mau berkomitmen.
Pemimpin yang memiliki konsitensi dapat dilihat dari tanggung jawab dalam mengatur semua hal yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin diperhadapkan kepada kegiatan-kegiatan rutin yang harus dikerjakan, seperti: memimpin rapat, menata administrasi, menerima telpon, menata organisasi, dan mengatasi berbagai konflik yang terjadi sehingga tidak ada waktu lagi buat diri dan keluarga.  Semua itu membutuhkan kerja keras sebagai bentuk tanggung jawab pemimpin. Pemimpin harus sadar bahwa apa yang dipercayakan kepadanya adalah kepercayaan yang harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya. 

3.   Pemimpin yang pemiliki keandalan
Keandalan seorang pemimpin mencerminkan kesetiaan Allah.  Keandalan dapat ditemukan lewat kekudusan, kesetiaan, dan pengetahuan akan firman Allah dari kehidupan pemimpin.  Kekudusan berbicara tentang kerakter Allah, di mana Allah itu kudus dan Ia terpisah dari dosa.  Pemimpin harus hidup dalam kekudusan dengan demikian ia hidup dalam karakter Allah yang akan mendatangkan reputasi yang baik. Reputasi yang baik membuat pemimpin dapat diandalkan, demikian sebaliknya. Area yang sering kali menjadi tempat kejatuhan para pemimpin, yaitu: kedudukan, harta, dan seks. Selain kekudusan, pemimpin yang dapat diandalkan adalah pemimpin yang memiliki kesetiaan. Kesetiaan yang dimaksud adalah pemimpin memiliki loyalitas dan komitmen kepada Tuhan, organisasi, dan orang-orang yang dipimpin. Loyalitas dan komitmen pemimpin akan teruji melalui setiap tantangan dan hambatan dalam kepemimpinannya. 
Keandalan yang terakhir dari pemimpin adalah pengetahuan akan firman Tuhan.  Pemimpin harus memiliki pengetahuan yang benar dan lengkap akan firman Tuhan.  Bagi pemimpin Kristen, Alkitab adalah sumber utama dalam pengambilan keputusan. Itu yang terutama karena Roh Kudus, nasihat, dan hati nurani tidak bertentangan dengan Alkitab. Pemimpin perlu mendisiplinkan diri dalam mempelajari firman Tuhan.  Kedisiplinan itu dapat dilakukan melalui renungan pada saat teduh setiap pagi, studi Akitab, mengikuti seminar-seminar yang membahas tentang penyelidikan Alkitab, membaca buku-buku rohani yang menambah pengetahuan akan firman Tuhan.  Usaha-usaha ini akan menjadikan pemimpin sebagai pemimpin yang bijaksana dan penuh hikmat dalam mempimpin dan dalam pengambilan keputusan. 

Posting Komentar

4 Komentar

Anonim mengatakan…
Sangat setuju pak Adhy dengan ulasannya tentang pemimpin yang berintegritas. Namun sayang hal itu mulai terabrasi dari kehidupan banyak pemimpin termasuk pemimpin Kristen. Terimakasih.
Anonim mengatakan…
Bila berkenan, berkunjunglah ke blogku: http://budayapemimpin.blogspot.com. Terimakasih.
Mullergrivit mengatakan…
Trima kasih pak. sangant menolong dan memberkati. GBU non Stop
Anonim mengatakan…
Sangat menginspirasi, terima kasih pak Adhy.