Bacaan : Yohanes
11:1-44
“Ketika Yesus
mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan
membawa kematian,tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah,
sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”
membawa kematian,tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah,
sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”
(Yohanes 11:4)
Pendahuluan
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, setiap orang yang hidup di muka bumi ini
tidak lepas dari persoalan hidup. Selama orang itu masih hidup maka ia akan
terus berhadapan dengan kenyataan bahwa persoalan-persoalan selalu ada.
Demikian juga halnya dengan kita sebagai orang yang percaya, siapa pun kita;
baik orang tua, orang muda, anak-anak, baik yang kaya dan yang miskin, dan dari
suku manapun, tidak akan lepas dari persoalan-persoalan hidup. Persoalan rumah
tangga (suami, istri dan anak-anak), persoalan ekonomi, pekerjaan dan usaha,
kesehatan dan masih banyak lagi yang lain, semuanya itu pernah kita alami dan
mungkin saja saat ini ada sedang berjuang untuk keluar dari persoalan-persoalan
itu.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, Alkitab mencatat bagaimana hamba-hamba Tuhan
yang sungguh mengasihi Tuhan dan yang diurapi Tuhan, seperti Abraham, Yusuf,
Musa, Daud, Ayub, Daniel dan Paulus, mereka juga ditimpa oleh berbagai
persoalan hidup. Yang menjadi pertanyaan bagi kita saat ini: Apakah Tuhan
memanggil kita untuk percaya kepada Dia dan kemudian Tuhan membiarkan kita
begitu saja sehingga kita mengalami persoalan? Di mana pemeliharan Tuhan atas
orang percaya? Maria dan Marta (keluarga Lazarus) adalah sebahagian orang yang
termasuk dalam daftar kebanyakan orang percaya yang memiliki pertanyaan seperti
itu. Maria dan Marta adalah orang-orang yang begitu mengasihi Tuhan!
Namun mereka juga tidak luput dari persoalan hidup. saudara yang mereka kasihi
yaitu Lazarus telah mengalami sakit dan pada akhirnya meninggal. Betapa berat
bagi Maria dan Marta menanggung penderitaan ini.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, mungkin saat ini kita memiliki persoalan
yang berbeda dengan Maria dan Marta dan persoalan itu begitu menekan kita dan
kita merasa sepertinya persoalan itu tak kunjung-kunjung selesai. Kita menjadi
putus asa, kecewa dan takut dan kita berkata kepada Tuhan mengapa
semuanya terjadi di dalam hidup saya? Melalui firman Tuhan ini kita akan mengerti
bahwa Allah sedang berbicara kepada setiap orang percaya melalui
persoalan-persoalan yang di alami. Ada sesuatu yang sangat penting dibalik
setiap persoalan itu.
Isi khotbah
Ada tiga makna penting
di balik persoalan-persoalan yang kita hadapi :
1.
Persoalan yang kita alami akan menyatakan kemuliaan
Tuhan (ayat 4).
Dalam Yohanes 11:4, menyatakan: “Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata:
"Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan
kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Saudara-saudara yang
terkasih dalam Yesus Kristus, ketika Yesus mendengar kabar bahwa
Lazarus dalam keadaan sakit (dalam keadaan sekarat), dengan tegas Yesus
berkata penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan
kemulian Allah. Dengan kata lain persoalan-persoalan yang engkau hadapi saat
ini tidak akan menghancurkan engkau, tidak akan membahayakan engkau dan tidak
akan membinasakan engkau, tetapi melalui persoalan itu kemuliaan Allah
dinyatakan.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, berbicara mengenai kemuliaan Allah
dalam hubungannya dengan persoalan hidup kita, maka kita sedang berbicara
tentan dua hal: Pertama, berbicara tentang Sekkinah
Allah (Awan kemuliaan,
hadirat Allah). Sekkinah
Allah menunjukan kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan orang-orang percaya,
ditengah-tengah umat yang menyembah dan memuji Dia. Ini berarti Allah ingin
menyatakan bahwa Dia benar-benar hadir dan selalu ada di tengah-tengah
persoalan yang sedang dihadapi oleh orang-orang yang mengasihi Dia. Banyak kali
kita sebagai orang percaya ketika kita menghadapi persoalan yang berat kita
mulai ragu, mulai bimbang dan mulai putus asa dan kita menganggap bahwa Allah
begitu jauh dari hidup kita.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, saya mau katakan hari ini kepada saudara
bahwa Allah tidak pernah jauh dari hidup saudara, Allah tidak pernah
meninggalkan saudara sekalipun saudara berada di dalam kesesakan, Allah selalu
hadir untuk mendampingi saudara.
Kedua, berbicara
tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar dan ajaib (mujizat). Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, Allah memakai persoalan kita untuk
mendemonstrasikan Kuasa-Nya yang besar bagi orang yang percaya kepada Dia. Dalam
Ayat 39, Yesus berkata, “Angkatlah batu itu.” Apa yang terjadi dengan
Lazarus? Lazarus sudah mati selama 4 hari dan ia sudah berbau. Ini menunjukan
kondisi yang tidak mungkin untuk Lazarus dapat hidup, oleh karena seluruh
tubuhnya telah rusak. Tidak pernah ada peristiwa orang yang sudah mati 4 hari
dapat bangkit, selain dari Lazarus. Kebangkitan Lazarus adalah hal yang
mustahil. Mustahil bagi manusia, tapi tidak mustahil bagi Tuhan.
Ayat 43, Yesus
berseru dengan suara keras, “Lazarus, marilah keluar.” Yesus berkata
dengan otoritas untuk memerintahkan Lazarus keluar dari kematian dan menyuruh
Lazarus keluar dari kuburnya. Dan saat itu juga Lazarus bangkit dari
kematian dan keluar dari kubur, kemuliaan Allah dinyatakan saat itu
juga.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, mungkin engkau sudah lama menderita, mungkin
engkau berada dalam tekanan orang lain akibat utangmu, mungkin engkau menderita
sakit yang parah dan belum sembuh, mungkin engkau bergumul dengan usahamu yang
semakin hari semakin tidak berkembang, mungkin engkau bergumul dengan suamimu,
istrimu dan anak-anakmu dan engkau merasa sangat berat dan engkau berkata tidak
mungkin masalah ini dapat diselesaikan. Saya mau berkata kepadamu
bahwa firman Allah menyatakan apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi
Allah, apa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan. Karena
melalui persoalan hidupmu Allah mau menyatakan kemuliaan-Nya, mujizat-Nya di
dalam dirimu saat ini juga.
2.
Persoalan yang kita alami akan membuat kita belajar
percaya kepada Allah (ayat 14-15).
Dalam Yohanes
11:14-15, mengatakan: “Karena itu Yesus berkata dengan terus terang:
"Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu,
sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah
kita pergi sekarang kepadanya." Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus
Kristus, dalam ay. 3, Maria dan Marta mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia
yang engkau kasihi sakit.” Dalam ayat ini dan ayat 5, 33, & 35 menunjukkan
bahwa Yesus sangat mengasihi keluarga ini dan bahkan orang lain yang
menyaksikkan hal itu mengakuinya, dalam ayat 36 berkata, “Kata orang-orang
Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tapi apa yany Yesus
lakukan, Yesus tidak langsung menemui Lazarus dan menolongnya, tetapi Ia
sengaja menunda keberangkatan-Nya selama dua hari, ini terdapat dalam ayat 6,
“Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari
lagi di tempat, di mana Ia berada;...”
Mengapa Yesus
menunda kedatangan-Nya untuk menolong keluarga ini? Mungkin tindakan Yesus bagi
murid-murid dan keluarga Lazarus menujukkan bahwa Yesus kurang memperhatikan
dan mempedulikan penderitaan meraka. Jawabannya ialah: ay.14-15, yaitu: Yesus
sengaja menunda kedatangan-Nya dengan suatu kebaikan yaitu untuk memperkuat
iman keluarga itu dan murid-murid-NyaYesus mau agar murid-murid-Nya
dan keluarga Lazarus dapat belajar percaya kepada-Nya.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, Allah sedang memakai persoalan yang kita
alami untuk membuat kita belajar percaya dan bergantung kepada Dia sepenuhnya.
Allah sedang melatih kita apakah kita masih tekun di dalam iman kepada Dia
ataukah kita semakin meninggalkan Dia. Mungkin kita sudah berdoa dan meminta
Tuhan untuk menolong kita, tapi seakan-akan tidak ada jawaban, itu bukan
berarti Allah tidak mempedulikan kita tetapi itu menujukan bahwa Allah tahu
waktu yang tepat untuk menolong kita. Dialah Allah yang Mahatahu dan Dia Allah
yang Mahakuasa, Dia tidak pernah terlalu cepat untuk menolong kita dan Dia
tidak terlambat untuk menolong kita. Dia selalu tepat pada waktu-Nya untuk
menolong kita.
Yang perlu
kita lakukan ialah tetap percaya kepada Dia sekalipun tantangan dan persoalan
melanda hidup kita, sekalipun badai menimpa hidup kita kita harus tetap yakin
bahwa Allah bersama-sama dengan kita. Seperti Daud berkata dalam Mazmur 91:7, “Walau
seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu
tidak akan menimpamu.” Dan dalam Mazmur 55:23, “Serahkanlah
kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk
selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” Tuhan memerintahkan
kita menyerahkan persoalah kita kepada Dia, kita tidak perlu kuatir sebab Dia
yang memelihara kita dan Dia akan membuat kita tetap kuat menghadapi semua
persoalan hidup.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, apapun gunung persoalanmu hari ini, jikalau
engkau mempunyai iman sebesar biji sesawi maka engkau akan berkata kepada
gunung persoalanmu terangkatlah dan tercampaklah ke laut, maka itu akan
terjadi. Oleh imanmu masalahmu akan selesai, oleh imanmu penyakit akan sembuh,
oleh iman rumah tanggamu akan dipulihkan, oleh imanmu usahamu diberkati dan
oleh imanmu segala persoalanmu diselesaikan.
3.
Persoalan yang kita alami menjadi momentum untuk kita
kembali dekat dengan Tuhan (Ayat 32).
Dalam Yohanes 11:32,
mengatakan: “Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti
tidak mati." Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, dari ayat ini kita
melihat bahwa Maria tersyungkur di kaki Tuhan. Ini menyatakan ketidaksanggupan
Maria dalam menghadapi persoalan dialaminya. Oleh sebab itu, Maria benar-benar
berserah penuh dan hanya bergantung kepada pertolongan Tuhan saja. Ia hanya
memandang kepada Tuhan saja dan percaya bahwa Tuhan sanggup menolongnya.
Melalui masalahnya, yaitu kematian Lazarus saudaranya membuat Maria dekat
dengan Tuhan
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan juga memakai masalah untuk membuat
kita dekat dengan diri-Nya. Kadang-kadang disaat kita mengalami berkat Tuhan
dan hidup kita begitu aman; ekonomi baik, pekerjaan baik, rumah tangga baik,
kesehatan baik dan keluarga baik, semuanya itu kadang membuat kita lupa akan
Tuhan dan kita mulai meninggalkan Tuhan. Dengan masalah Tuhan menyadarkan kita
agar mata kita tetap kapada Dia. Hati kita tetap pada Dia. Dia menghendaki agar
kita tetap dekat denganNya.
Ada sebuah
ilustrasi. Ada seorang pria yang tidur dalam pondoknya.
Pada suatu malam tiba-tiba kamarnya dipenuhi oleh cahaya dan Sang Juru Selamat
muncul. Tuhan bersabda kepadanya bahwa Ia memiliki suatu pekerjaan baginya, dan
memperlihatkan kepadanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan
menjelaskan agar pria itu mendorong batu itu sekuat tenaganya. Itulah yang
dilakukan oleh pria itu hari demi hari. Selama beberapa tahun, ia bekerja dari
matahari terbit sampai terbenamnya. Permukaan kasar dari batu yang tidak
bergerak itu didorongnya sekuat tenaganya.
Setiap malam pria itu kembali ke pondoknya
dengan penuh luka dan kelelahan. Merasakan bahwa sehari penuh dilaluinya dengan
percuma. Melihat pria itu penuh dengan kekecewaan, setan memutuskan untuk masuk
ke dalam pikiran pria itu. “Kamu telah mendorong batu itu cukup lama, dan batu
itu tidak bergeser sedikit pun. Mengapa kau masih melakukan hal itu? Kamu tidak
akan pernah memindahkan batu itu.”
Hal itu membuat pria itu mendapat kesan bahwa
pekerjaan yang dilakukannya itu adalah suatu hal yang tidak mungkin dan ia
adalah seorang pecundang. Pikiran itu mengecilkan hati dan membuay pria itu
menjadi menyerah. “Mengapa aku melakukan hal ini?” pikirnya. “Semestinya aku
melakukannya sebentar saja dari waktuku dan memberikan usaha yang seadanya.
Pasti itu sudah cukup.” Kemudian ia merencanakan untuk
melakukannya sampai suatu hari ia memutuskan untuk berdoa dan menyampaikannya
kepada Tuhan. “Tuhan,” ia berdoa. “Aku telah bekerja keras
lama sekali, mengeluarkan seluruh tenagaku seperti yang Kau sabdakan. Tetapi,
selama ini aku belum menggeser batu ini satu milimeter pun. Apa yang terjadi?
Kenapa aku gagal?”
Tuhan menjawabnya dengan penuh kasih, “Anakku, ketika Aku minta kamu untuk
melayani-Ku dan kau terima, Aku katakan padamu untuk mendorong batu itu dengan
sekuat tenagamu, seperti yang telah kau lakukan. Tidak sekali pun Aku
menyebutkan padamu untuk memindahkan batu itu. Tugasmu adalah untuk mendorong.
Sekarang kau datang padaKu dan berpikir bahwa kau telah gagal. Kekuatanmu
terbuang percuma. Tetapi, apakah itu benar? Lihat dirimu sendiri. Tangan berotot dan kekar. Punggungmu kuat. Tanganmu keras. Kakimu juga
kokoh. Di balik semuanya itu, kau telah banyak bertumbuh dan berkembang.
Kemampuanmu sekarang telah melewati apa yang dulu kau miliki. Meski kau tidak
memindahkan batu itu, tetapi panggilan tugasmu adalah untuk taat dan mendorong
batu itu serta melatih imanmu terhadapKu. Semua itu telah kau lakukan. Oleh
karena itu, anakKu, Aku sendiri yang akan memindahkan batu itu.”
6 Komentar