Advertisement

Tanggapan Iman Kristen Terhadap Perayaan Halloween


Tragedi Halloween Itaewon, Korea Selatan

Perayaan Halloween di distrik Itaewon, Korea Selatan, berujung tragedi mengerikan menyebabkan 156 orang tewas. Hingga kini, penyebab insiden ini masih dalam proses penyelidikan. Kejadian itu bermula saat semakin banyak orang memadati jalan yang menanjak. Kemudian ada orang yang jatuh dan menimpa massa di bawah. Orang-orang kemudian panik dan para pengunjung saling injak. 

Petugas lalu berusaha keras menarik beberapa orang keluar dari kerumunan. Namun, puluhan orang sudah terkapar dan mengalami henti jantung. Kerumunan di Korea Selatan dalam jumlah besar bukan kali pertama. Pada 2017 lalu, sekitar 200 ribu orang hadir untuk merayakan festival Halloween. Saat itu, acara berjalan lancar dan tak ada korban jiwa. 

Sebenarnya apa sih perayaan Halloween? dan bagaimana kita sebagai orang percaya kepada Tuhan menanggapinya?

Asal usul Halloween

Kegiatan ini dimulai lebih dari 1900 tahun yang lalu di Inggris, Irlandia, dan Prancis Utara. Itu adalah perayaan tahun baru, Celtic, yang disebut Samhain (Soo-when, so-ween, akhir musim panas) yang terjadi pada 1 November. Malam sebelum 1 November, yaitu tanggal 31 Oktober mereka merayakan Haloween. Bangsa Celtic (nenek moyang orang Eropa) percaya bahwa akhir Oktober merupakan hari dimana pembatas antara dunia manusia dan dunia orang mati terbuka.

Para Druid Celtic menghormatinya sebagai hari libur terbesar tahun ini dan menekankan hari itu sebagai waktu ketika jiwa orang mati seharusnya bisa berbaur dengan yang hidup. Pada tanggal 31 Oktober orang yang sudah mati akan masuk dunia manusia. Mereka akan menyebarkan penyakit dan juga merusak tanaman yang akan dipanen oleh manusia. Untuk menghindari hal tersebut, bangsa Celtic menggunakan topeng menyeramkan agar terlihat seperti roh jahat, sehingga bisa berdamai dengan roh jahat dari dunia orang mati.

Simbol Haloween adalah labu yang dibentuk dengan wajah menyeramkan yang biasa disebut dengan “Jack O’ Lantern”. Jack adalah seorang petani cerdas namun malas. Jack berhasil menipu setan dengan salib sehingga setan berjanji untuk tidak memasukkan Jack ke Neraka. Ketika Jack meninggal, Jack tidak boleh masuk Surga karena telah banyak berbuat dosa. Tapi ia juga tidak diizinkan masuk ke Neraka karena setan tidak menyukai Jack. Jack kemudian membuat lentera labu besar lalu mengisinya dengan bara api dari neraka. Labu itu digunakan sebagai penerang sehingga ia bisa melihat jalan pulang kembali ke dunia manusia, berkat lenteranya.

Budaya Jack O’ Lantern dalam perayaan Haloween berasala dari Amerika Utara yang memang merupakan penghasil labu. Tradisi lain dalam perayaan Haloween adalah “Trick orTreat” yaitu menggunakan kostum menyeramkan sambil berkeliling membawa labu menyeramkan menuju rumah tetangga meminta permen sambil teria “Trick orTreat”. “Trick or Treat” pada awalnya hanya dilakukan oleh anak yang kurang mampu dan ia akanmendoakan setiap orang yang memebrikannya makanan atau permen. Namun saat ini hamper seluruh anak-anak menggunakan trick ini.

Boleh tidak orang Kristen ikut merayakan Halloween?

Sebagai orang yang berpikir logis, yuk pertimbangkan apa faedahnya jika kita ikut-ikutan perayaan itu. Apakah itu suatu kegiatan yang bermanfaat, baik, dan berdampak positif bagi orang lain? Firman Tuhan di Filipi 4:8 mengatakan bahwa,”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Jadi apakah Halloween didasarkan pada tema perdamaian, kebebasan, keselamatan atau malah mengingatkan kita pada perasaan takut, penindasan, dan perbudakan?

Alkitab sendiri tidak pernah menyetujui hal-hal seperti ilmu sihir, okultisme, ilmu gaib, ataupun tukang sihir, dan dukun. Sebaliknya Alkitab justru menyebut bahwa semua itu adalah kekejian bagi Tuhan dan dengan jelas disebutkan kita tidak boleh mengikutinya (Ulangan 18:9-13). Jadi salah donk kalau anak-anak Tuhan merayakan Halloween!

Efesus 5:11 menjelaskan kepada kita, “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” Teks ini mengajak kita sebagai orang tua untuk mengajarkan kepada anak agar tidak turut bagian dalam hal tersebut, karena memang tidak ada manfaatnya. Kadang memang ada orang tua yang beranggapan bahwa, ya nggak apa- apa, toh cuma pakai kostum saja. Tapi dalam firman Tuhan kita telah diingatkan untuk sebaiknya tidak melakukan.

Yuk lebih baik ajak anak untuk berbuat kebaikan dan mengamalkan kasih Kristus kepada orang- orang di sekitarnya. Lebih bermanfaat kan?

Posting Komentar

1 Komentar