Advertisement

HIDUP UNTUK MEMBERI

 

LUKAS 6:43-55

Pendahuluan

Tema ini cukup radikal, orang akan bertanya apakah hidup ini diperuntukkan untuk memberi? Jawaban saya. Setiap orang yang hidup di bawah kolong langit ini tidak akan lepas dari hal memberi. Mustahil kalau ada yang berkata bahwa ia hidup terlepas dari hal memberi. 
 
Sebagai contoh: seorang ibu rumah tangga. Sebagai seorang ibu yang tentunya adalah seorang istri, dia harus memberi perhatian kepada suaminya dan sebagai seorang ibu, ia juga harus memberi waktu untuk bermain dengan anak2nya dan juga untuk dirinya sendiri, ia juga memberi perhatian untuk merawat dirinya sendiri.  Hal memberi adalah bahagian hidup kita! Sekarang tergantung apa yang kita beri, kepada siapa dan dalam keadaan yang bagaimana. 
 
Bagaimana kehidupan kekristenan kita? Kehidupan kekristenan kita syarat (penuh) dengan pemberian. Kehidupan kekristenan kita adalah kehidupan yang memberi. Dalam Matius 3:8  “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” Apa yang harus kita beri? Yang kita harus beri dari hidup ini adalah buah. 
 
Kehidupan kita sebagai orang percaya digambarkan sebagai pohon. Kita di tempatkan oleh Tuhan di dunia ini dengan suatu tujuan agar kita dapat menghasilkan buah dan dapat memberi buah yang kita hasilkan dari hidup ini.

Mengapa penting untuk kita menghasilkan buah dari hidup ini?

1.  KARENA SUDAH KITA DIPILIH DAN DITETAPKAN OLEH ALLAH UNTUK TUGAS ITU.
 
Dalam Yohanes 15:16  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 
 
Allah dalam kedaulatan-Nya dan dalam Kemahabesaran-Nya telah membuat suatu keputusan di hadapan seluruh penghuni surga bahwa saya dan saudaralah yang dipilih dan ditetapkan dari seluruh manusia yang ada di muka bumi ini untuk memberi buah dari hidup ini. 
 
Keputusan yang Allah buat bukan berdasarkan pada apa yang ada pada kita. Tetapi pada apa yang Allah telah lakukan melalui Anak-Nya Yesus Kristus yang datang dan mati untuk kita. Dia memilih dan menetapkan kita hanya di dalam Yesus. 
 
Bukan karena Allah menilai bahwa kita punya kelebihan, potensi atau hal yang lain sehingga kita layak untuk dipilih, tetapi semua karena kasih karunia di dalam Yesus dan waktu kita ada di dalam Yesus dan Yesus di dalam kita maka kita dipilih dan di tetapkan untuk tugas ini. 
 
Jadi waktu kita sudah ada di dalam Yesus, mau atau tidak mau, suka atau pun tidak suka, senang atau tidak senang, kita harus memberi buah dari hidup ini. Kita tidak dapat mengelakkan diri dari tanggung jawab ini. 
 
Inilah panggilan kita yang sesungguhnya. Siapa pun dia, baik dia itu hamba Tuhan yang punya profesi sebagai gembala, rasul, penginjil, pengajar, nabi dan baik dia sebagai jemaat yang punya profesi sebagai pengusaha, pedagang, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa, siswa atau apa pun..Tuhan memanggil kita untuk memberi buah dari hidup kita. 
 
2. KEHIDUPAN KITA AKAN DIKENAL DARI BUAH YANG KITA HASILKAN (Lukas 6:43-44)
 
Apa itu apa buah? Sesuatu yang baik yang kita hasilkan dari hidup ini. Dalam Galatia 5:22-23, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” 
 
Perkara-perkara di atas adalah buah dari Roh Kudus, makanya kalau kita berbicara mengenai buah maka hal itu tidak terlepas dari Roh Kudus. Artinya jika Roh Kudus dalam ada di dalam hidup kita maka kita pasti menghasilkan buah. 
 
Dalam ayat 43 pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik. Bagaimana sih pohon yang baik. Dalam Mazmur 1:3, ini menggambarkan pohon yang baik. Pohon yang ditanam di tepi aliran air (suplai air baik), di pinggir sungai pasti tanah subur (suplai makanan terjamin), sinar matahari selalu mengenainya, akar pohon ini pasti menancap sangat dalam ke  tanah sehingga membuat pohon ini kokoh berdiri. 
 
Kehidupan kekristenan kita pun akan baik jika kita bebas dari hama kefasikan, dosa, dari kumpulan pencemooh (gosip), yang hidupnya memiliki untuk merenungkan dan melakukan Firman Tuhan, hidup dalam persekutuan yang intim dengan Roh Kudus, memiliki waktu untuk melayani, memiliki waktu untuk bersaksi dan lain-lain. Kehidupan seperti inilah yang akan menghasilkan buah. 
 
Orang Kristen yang dipenuhi oleh kudus dan kebenaran-kebenaran dari Allah dialah yang akan menghasilkan buah yang baik dan memberinya untuk dinikmati oleh orang lain yang tentunya mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan. 
 
Salah satu contoh buah Roh Kudus yang harus kita hasilkan ialah “PENGUASAAN DIRI.” Kalau kita mencermati keadaan hari-hari ini banyak orang tidak dapat menguasai dirinya dalam banyak hal. Orang kristen pun demikian. Dia bisa menguasai dirinya untuk mengatur waktunya bekerja, tetapi dia tidak bisa menguasai dirinya dalam mengatur waktunya untuk bersekutu dengan Tuhan atau pun melayani Tuhan. Dia menguasai diri untuk mengatur keuangannya dengan baik tetapi dia tidak dapat menguasai diri untuk mengatur persembahan yang terbaik buat Tuhan. 
 
Contoh dalam ayat 37-42. Kita cenderung melihat kelemahan orang lain dari pada kelemahan kita. Kita bisa menguasai diri kita untuk membicarakan kelebihan kita tetapi kita tidak dapat menguasai diri untuk tidak membicarakan kelemahan orang lain. 
 
Pohon mangga dikenal dari buahnya, pohon kelapa dikenal dari buahnya, kecuali dilakukan pencangkokan. Tetapi idealnya seperti itu, tidak mungkin muncul buah kelapa dari pohon pisang atau muncul buah mangga dari pohon nangka, ini kan aneh!! Dalam Markus 11:12 diceritakan bahwa Yesus tertarik kepada pohon ara itu karena ia merasa lapar (ada kebutuhan dalam diri Yesus secara jasmani), dan Dia dari jauh melihat pohon arah itu, tetapi kemudian ia mendekat untuk melihat, namun ia tidak mendapatkan apa-apa selai dari daun-daun saja. 
 
Yesus tidak tertarik dengan kekuatan kita atau apa pun yang kita miliki, tapi yang membuat Yesus mendekati kita karena Ia menginginkan sesuatu dari kita dan yang. Dia inginkan adalah buah dari hidup kita. Sudahkah kita berbuah? 
 
3. KARENA MENGHASILKAN BUAH BUKAN BERBICARA MENGENAI MASALAH KEKINIAN SAJA TETAPI MASALAH KEKEKALAN 
 
Dalam Matius 3:10, “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” Matius 7:19  “Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” Buah yang kita hasilkan akan mengikuti kita sampai masa kekekalan. Mungkin kita sekarang menghasilkan buah, tetapi apakah itu buah yang baik atau buah yang tidak baik 
 
Lukas 13:6-7 “Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!” 
 
Masih ada kesempatan yang Tuhan berikan buat kita, jangan sia-siakan kesempatan itu. Mungkin ada yang berkata sulit sekali bagi saya menghasilkan buah. Saya katakan tidak sulit. Mengapa? Karena selama kita masih melekat atau menempel pada pokok kehidupan yaitu Yesus selama itu pula kita bisa menghasilkan buah. 
 
Seperti Rasul Paulus katakan dalam Filipi 1:22, “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah."

Posting Komentar

0 Komentar