Advertisement

KEHIDUPAN KRISTEN YANG BERKEMENANGAN


KEHIDUPAN KRISTEN YANG BERKEMENANGAN
 
(2 KORINTUS 12:7-8)

Pendahuluan 

Kehidupan Kristen yang bagaimana yang sedang anda jalani hari-hari ini? Kita sedang hidup dalam suatu masa dimana banyaknya pengajar-pengajar yang mengatakan bahwa Tuhan sedang memberkati anda apabila tidak ada kesukaran-kesukaran, apabila semuanya berjalan dengan lancar.

Jenis khotbah-khotbah yang kita dengar hari-hari ini adalah apabila anda mengalami penderitaan-penderitaan dan kesukaran-kesukaran, itu bukanlah dari Tuhan. Apabila anda miskin, itu bukanlah kehendak Allah. Apabila anda menderita sakit penyakit, itu juga bukanlah kehendak Allah. Semua penyakit harus disembuhkan. Setiap kemiskinan harus disingkirkan. Apabila anda miskin, itu karena anda tidak memiliki iman. Kalau anda memiliki iman anda dapat meminta sebuah mobil Cadillac, atau Mercedes. Kalau anda tidak mendapatkan Cadillac, berarti anda tidak memiliki iman. Kekristenan semacam inilah yang sedang dikabarkan di seluruh dunia.

Jangan heran banyak orang Kristen yang tidak memiliki kehidupan Kristen yang kuat, tidak ada kuasa rohani dalam hidupnya, mungkin nampak di luar tetapi waktu kita mengecek ke dalam hidupnya ternyata banyak kamuflase yang dipasang untuk menutupi bahwa kehidupannya rohaninya sedang rapuh. Namun Paulus dalam bacaan yang kita baca, ia berbicara tentang kesukaran-kesukaran, penderitaan-penderitaan dan semua jenis kehinaan yang menimpa dirinya sebagai sesuatu yang dapat membuat ia bersukacita dan bangga. Kekristenan semacam ini dapat disebut sebagai kekristenan yang berkemenangan, tidak mudah untuk menyerah. kekristenan semacam ini sangat sulit ditemukan pada zaman ini.

Bagaimana kehidupan Kristen yang berkemenangan?

1.   Bermegah Dalam Kelemahan (2 Korintus 11:30)

Semua orang bersukacita, bergembira, bersyukur dan bangga tentunya di atas keberhasilan, kemenangan, berkat atau segala yang baik yang sedang dialami. Makanya selalu ada ibadah pengucapan syukur. Jarang sekali ada orang yang mau bersukacita, bergembira dan bersyukur takkala ia sedang gagal, ia sedang sakit, ia sedang bangkrut atau hal yang lain. 

Namun Paulus menyatakan hal yang lain, bahwa kemegahan, kebanggaan, sukacita dan rasa syukurnya terletak pada kelemahannya. Apa kelemahan yang menjadi kemegahan, kebanggaan dan rasa syukur dari Paulus? Dalam 2 Korintus 11:24-29 menunjukkan kelemahan Paulus. Kelemahan itu bukan menunjuk pada kekurangan pada diri Paulus tetapi apa yang dialami dalam melayani Tuhan. Paulus mengalami banyak kelemahan dalam melayani Tuhan.

Dalam ayat sebelumnya dijelaskan siapa Paulus sebenarnya, dalam hal rohani Paulus hampir tidak ada cacat celanya, tetapi Tuhan mengijinkan begitu banyak kelemahan ia alami. Seharusnya Tuhan memproteksi dia, seharusnya Tuhan menjaga dia dan menjauhkan segala yang jahat dari hidupnya supaya dia semakin giat melayani Tuhan?

Bukankah ini juga menjadi pertanyaan kita setiap hari? Tuhan aku mau melayani Engkau asal aku selalu dilindungi dan diberkati oleh Engkau. Tuhan mengapa aku harus sakit, mengapa aku harus bangkrut, mengapa aku harus mengalami masalah ini padahal aku sudah sungguh-sungguh hidup benar di hadapanmu?

Apakah kita sedang menjalani kekristenan seperti ini? Saudara, Paulus begitu gigi melayani Tuhan bahkan dia rela mati dalam melayani Tuhan dan dalam hal itu pun Tuhan masih mengijinkan kelemahan ia alami. Kelemahan yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita merupakan kesempatan buat kita untuk bersyukur. Inilah yang membuat kehidupan kristen kita berbeda dengan orang lain. Kita tidak menjadi orang Kristen yang gampang menyerah, gampang putus asa, gampang stres dan pada akhirnya membenci Tuhan. Kekalahan sering terjadi ketika menghadapi kelemahan dengan persungutan, omelan dan teriakan.

2.   Dalam Kelemahan Ada Kesempatan Buat Tuhan (2 Korintus 12:9)

Saya ingin menarik perhatian anda pada 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku kuat". Perhatikan setiap kata. Sudah jelas ada dua bagian dalam kalimat ini. Bagian terakhir dalam kalimat ini adalah: "Aku kuat". Apakah anda merasa anda kuat? Sepanjang minggu ini, apakah anda memiliki kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang anda hadapi? Kalau kita melihat pada kalimat ini, kita cenderung ingin menekankan bagian keduanya, bukan? "Aku kuat" - inilah bagian yang menarik bagi kita.

Ayat yang sejajar dalam  Filipi 4:13, "Aku dapat melakukan segala sesuatu di dalam Kristus." Inilah kehidupan Kekristenan yang indah "Aku dapat melakukan segala perkara". Paulus memiliki kemampuan untuk bertahan dalam setiap kesukaran. Anda dapat melemparkan segala sesuatu kepadanya dan ia tetap kuat. Ia seorang Kristen semacam itu.

Paulus tidak mengatakan, ”Ketika aku menyembah aku kuat, ketika aku dalam peglihatan aku kuat, ketika mengadakan mujizat aku kuat, bukan itu tetapi ketika ”Aku lemah aku kuat”. Apa yang Paulus maksudkan ialah: "Ketika aku lemah, maka kuat". Itu berarti Paulus menjadi seorang yang kuat ketika ia berada dalam kelemahan. Kedua bagian dari kalimat ini tidak akan pernah dapat dipisahkan.

Satu kelemahan yang Tuhan ijinkan dalam diri Paulus yaitu dari dalam daging. Secara hurufiah kita kita artikan ayat ini bagaimana sakitnya tubuh kita kalau ada duri yang tertusuk ke tubuh kita. Ada yang mengatakan bahwa Paulus mengalami sakit mata. Matanya menjadi busuk dan banyak orang tidak suka melihat Paulus dan banyak tafsiran yang lain. Tetapi bagi saya duri bagi saya adalah sesuatu yang tidak mungkin diambil dari hidup Paulus sebab pada kenyataannya Paulus sudah berulang kali berseru agar Tuhan mengangkatnya tapi Tuhan tidak melakukaknnya.

Kalau kita melakukan pendekatan melalui kata duri dan kita bertanya apa sebenarnya duri itu buat Paulus. Yosua 23:13  maka ketahuilah dengan sesungguhnya, bahwa TUHAN, Allahmu, tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa itu dari depanmu. Tetapi mereka akan menjadi perangkap dan jerat bagimu, menjadi cambuk pada lambungmu dan duri di matamu, sampai kamu binasa dari tanah yang baik ini, yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Yehezkiel 28:24  Dan tidak akan ada lagi bagi kaum Israel dari semua tetangganya yang menghina mereka, menjadi duri yang menusuk atau onak yang memedihkan. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH.

Duri dalam Perjanjian Lama menjadi lambang dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, orang fasik dan orang dursila yang menjadi musuh dari bangsa Israel yang ada disekeliling bangsa Israel yang kapanpun siap menghancurkan bangsa Israel. Duri yang dimaksud oleh Paulus adalah orang-orang Yahudi yang terus mereka yang terus menghambat pelayanan Paulus. Kemanapun Paulus pergi mereka selalu saja mereka mengikuti, mereka berusaha mencelakai, menganiaya bahkan menginginkan kematian Paulus. Inilah duri yang terus menusuk Paulus. Tetapi dalam kelemahan setiap hari Paulus semakin kuat karena dalam kelemahan ada kesempatan buat Tuhan untuk menunjukan kuasa-Nya bagi Paulus.

Setiap kelemahan yang kita alami adalah kesempatan bagi Tuhan untuk menyatakan kuasa-Nya sehingga kita akan kuat. Hanya orang sakitlah yang merasakan kuasa kesembuhan, hanya orang yang bangkrut yang merasakan pemulihan dari Tuhan, hanya orang yang mengalami tekanan dan masalah dialah yang merasakan kuasa Tuhan yang dahsyat. Inilah letak kekuatan kekristenan kita semakin ditekan dan semakin kita lemah disitulah semakin kita kuat sebab kuasa Tuhan sempurna bekerja bagi kita.

3. Kelemahan Menjadikan Kita Orang Yang Rendah Hati

Kelemahan dipakai oleh Tuhan sebagai alat untuk menjadikan kita sebagai orang yang redah hati dihadapan Tuhan. Orang yang rendah hati akan selalu merasa kurang di hadapan Tuhan, dia selalu mencari Tuhan. Daud adalah seorang yang rendah hati, sekalipun dia memiliki segalanya tetapi ia berkata, aku miskin di hadapanmu! Aku haus dan lapar akan Engkau.

Kesombongan adalah alat yang paling jitu bagi iblis untuk menjatuhkan dan menjauhkan kita dari Allah. Karena kesombongan menyatakan bahwa kita bisa karena kita, semuanya karena kita tanpa Tuhan kita bisa.

Jadilah anak Tuhan yang rendah hati, dimana kita menempatkan Tuhan yang paling tinggi dan utama dalam setiap aspek hidup kita. Di saat kita merendahkan diri, maka Tuhanlah yang akan mengangkat dan meninggikan kita pada waktunya.

Amin, Tuhan memberkati! 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar