Ada seorang anak muda yang taat sekali beribadah. Tak pernah sekali pun ia melewatkan acara-acara keagamaan di gerejanya.
Suatu hari, ketika melangkahkan kaki keluar gereja, sebuah kecelakaan terjadi di depan matanya. Namun pemuda itu tak bergeming. Ia hanya merasa kasihan pada korban kecelakaan dan berlalu begitu saja.
Sedangkan para pengendara motor di sekitarnya berlarian untuk menolong sang korban.
Menurut Anda, siapakah yang lebih mencerminkan kasih Bapa pada saat itu? Anak muda ini atau orang-orang lainnya tersebut?
Secara alami kita bukanlah orang yang murah hati. Kita lebih mendahulukan kepentingan kita dari pada orang lain. Fokus lebih pada diri sendiri!
Baca: Tetaplah Menabur
Namun firman Tuhan berkata, “kasih itu murah hati” (1 Korintus 13:4). Kemurahan hati diartikan sebagai tindakan nyata berbuat baik kepada orang lain.
Dengan demikian, murah hati adalah bentuk perwujudan nyata dari kasih yang dapat dirasakan orang lain. Maka, tidaklah heran jika kasih itu tidak tinggal di dalam kita, kita pun sulit untuk menjadi murah hati.
Itu sebabnya, supaya dapat memiliki kemurahan hati yang sejati, pertama-tama kita harus memiliki kasih yang dari Allah.
Ketika kita mengalami kepenuhan hati Bapa sorgawi, hati kita pasti diubah menjadi seperti hati-Nya. Sehingga kita dapat melihat keadaan di sekitar kita seperti Bapa melihat, dan kita bertindak seperti Dia bertindak.
Yesus berkata, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Lukas 6:36).
Kemurahan hati kita tidak lagi pasif, yang hanya berhenti pada perasaan. Namun kasih itu menjadi dinamis, yang melahirkan perbuatan.
Baca: Suka Membandingkan
Kita dapat mengampuni orang yang yang bersalah kepada kita, seperti Bapa telah mengampuni kita. Kita dapat membantu orang yang sulit dalam ekonomi dengan harta yang kita miliki.
Dimasa pandemik, kita dapat berbagi makan buat pengemis, kita dapat berbagi pakaian layak pakai kepada mereka yang tidak punya pakaian dan kita dapat mendoakan mereka yang sakit.
Jadilah pribadi yang murah hati! Jika kita murah hati kepada sesama, maka kita akan beroleh kemurahan (Matius 5:7).
3 Komentar