Masalah kesetiaan rasanya sudah berkurang nilai pentingnya di jaman
sekarang. Di media kita terus melihat banyak pasangan yang berselingkuh hingga
bercerai.
Kesetiaan menjadi barang langka hari-hari ini. Alasan tidak harmonis lagi, istri kurang perhatian, masalah
ekonomi dan sebagainya, sering menjadi alasan untuk selingkuh.
Malah perselingkuhan bukan lagi didominasi pihak pria. Dari
kalangan wanita pun sudah banyak yang berselingkuh.
Tuhan jelas tidak menginginkan perselingkuhan. Malah dengan tegas dikatakan bahwa kesetiaan merupakan salah satu karakter penting yang harus dimiliki setiap anak-anak-Nya.
Baca: Tinggal Di Dalam Yesus
Firman Tuhan berkata, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri” (Galatia 5:22a).
Kita harus bisa mulai belajar untuk setia terhadap hal-hal kecil. Belajar
menghormati kepercayaan yang sudah diberikan kepada kita, menjaganya dengan
baik, walau kecil sekalipun.
Jika terhadap istri, sahabat, keluarga saja kita tidak bisa setia,
jika terhadap tempat kerja saja kita tidak setia, bagaimana kita bisa setia
kepada Tuhan?
Perselingkuhan adalah perbuatan keji di mata Tuhan. Bahkan orang
yang menceraikan istrinya dan kemudian kawin lagi dengan wanita lain
digolongkan sebagai perzinahan (Lukas 16:18).
Salomo berkata,“Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah
kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.” (Amsal
19:22).
Lebih baik tidak punya apa-apa dari pada berbohong atau menipu. Kesetiaan hendaklah ditempatkan pada posisi tinggi dari prinsip hidup kita.
Baca: Panggilan Allah untuk Memimpin - John Maxwell
Paulus berkata, “Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya
itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan” (1
Timotius 6:11).
Kita harus selalu berusaha untuk mengejar kesetiaan dalam kehidupan
kita ini. Belajarlah untuk senantiasa bersyukur dengan apa yang Tuhan sudah
berikan.
Pasangan hidup kita adalah yang terbaik buat kita yang telah Tuhan
sediakan untuk kebahagiaan hidup kita. Dengan demikian, setialah kepada
pasangan hidup kita.
Ada banyak kesempatan dan dorongan untuk tidak setia atau tidak
jujur, namun kita harus senantiasa menjaga diri kita agar tidak mudah
tergiur dan tergoda untuk tidak setia.
Seperti Yesus, Ia setia sampai akhir melakukan kehendak Bapa-Nya, marilah kita semua belajar untuk tetap setia kepada pasangan kita sampai maut yang memisahkan.
2 Komentar
Terima kasih atas nasihat firman Tuhan yang sangat memberkati. 👌👍😇