Hampir setiap kali berkunjung ke toko buku saya menemukan sebuah buku baru yang berhubungan dengan bagaimana cara menjadi sukses atau kaya.
Para penerbit memang sangat suka menebitkan buku-buku motivasional seperti ini sebab biasanya buku jenis ini akan laku dijual.
Tidak semua isi buku-buku sukses ini tidak benar atau tidak berguna tetapi saya menemukan ada satu hal yang salah dalam banyak buku jenis seperti ini.
Salah satu hal salah yang dipesankan oleh banyak buku motivasional ini adalah untuk memperoleh kebahagiaan manusia harus mencapai atau memiliki sesuatu.
Namun tatkala kita memperolehnya maka kita pasti tidak berbahagia, malah sebaliknya mungkin kita akan semakin menderita.
Baca: Mengendalikan Lidah
Sejak kejatuhannya, manusia memang berusaha untuk mencari sukses dalam ukuran dunia atau mengindentifikasikan dirinya dengan sesuatu.
Manusia mulai mengindentifikasikan dirinya dengan kesuksesan secara dunia. Manusia berusaha mencari gelar, kedudukan dan harta yang kita pikir akan membuat kita bahagia tetapi itu semua hanyalah tipuan belaka.
Yang kita butuhkan adalah memperoleh identitas atau jati diri kita yang sejati sehingga kita menjadi manusia yang seutuhnya.
Hal itu hanya akan terjadi bila oleh kasih karunia-Nya, kita ditransformasikan menjadi manusia baru yang dipenuhi oleh kemuliaan Allah.
Sukses di mata Allah artinya kita menjadi manusia seutuhnya yang dipenuhi oleh kemuliaan Allah. Yesus merupakan gambaran manusia yang dipenuhi oleh kemuliaan Allah.
Baca: Perencanaan Strategis - John Maxwell
Firman Tuhan berkata, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya” (Roma 8:29a)
Percayalah, Tuhan sangat menginginkan kita menjadi sukses dan bahagia. Tuhan sangat peduli dengan kita sehingga Dia telah merancangkan sebuah masa depan yang penuh harapan bagi kita semua (Yeremia 29:11).
Namun ukuran sukses di mata Tuhan sangat berbeda dengan ukuran sukses di mata dunia. Sukses di mata Tuhan, yaitu karakter kita diubahkan menjadi serupa dengan karakter Kristus .
Kesuksesan sejati tidak diukur dari posisi, kekayaan dan ketenaran yang kita miliki melainkan diukur dari keberhasilan kita untuk taat kepada kehendak Bapa.
2 Komentar