Adalah seorang kaya. Ia
mempunyai tanah yang memberi banyak hasil. Orang kaya itu mulai berpikir, sudah
tidak ada tempat lagi untuk menyimpan hasil tanahku. Apa akalku sekarang?’
Ia berpikir dan berkata
kepada dirinya sendiri, ’Nah, aku ada akal; gudang-gudangku akan kusuruh rombak
lalu kubangun yang lebih besar. Di situlah akan kusimpan semua gandumku.
Kemudian akan kukatakan
kepada diriku sendiri: Engkau beruntung! Segala yang baik sudah kaumiliki dan
tidak akan habis selama bertahun-tahun. Istirahatlah sekarang! Makan minumlah
dan nikmatilah hidupmu! (Lukas 12:16-19).
Alih-alih meluluskan
permohonannya, Yesus memberi peringatan: ”Berjaga-jagalah dan waspadalah
terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu” (Luk. 12:15).
Baca: Sahabat
Tuhan Yesus menyebut orang
itu sebagai orang yang bodoh karena menggantungkan hidupnya kepada harta dan
mengira itu membuat hidupnya tenang.
Tuhan Yesus mengingatkan,
bahwa prinsip hidup seperti itu adalah kebodohan. Dia tidak menyadari jika
tiba-tiba jiwanya diambil Tuhan, lalu kekayaannya untuk siapa?
Tuhan Yesus tidak membenci
orang kaya, juga tidak melarang hidup kaya. Namun, Tuhan Yesus ingin agar
kekayaan kita peroleh dengan benar dan merupakan hasil kerja keras.
Kekayaan kita hanyalah
sarana dari Tuhan untuk kita dapat melakukan bagian kita di dunia. Jika Tuhan percayakan harta buat kita, jangan lupakan Tuhan tetapi gunakan harta kita di dunia ini untuk
membangun Kerajaan Allah di bumi ini, sehingga kita pun juga mengumpulkan harta
di surga (Matius 6:20).
Baca: Berani Hadapi Apa Pun
Sebagai orang beriman dan
taat kepada Tuhan, kita harus mencukupkan diri dengan yang diberikan Tuhan
sambil bersyukur, minta tuntunan Roh kudus untuk menjaga hati dan waspada
terhadap ketamakan.
Kita tetap rendah hati,
hidup sederhana, tidak menyombongkan diri, saling menghormati, saling berbagi,
bekerja keras dan menikmati hasil kerja sendiri tanpa mencuri hak orang lain.
Kita selalu ingat bahwa kita
akan mati dan meninggalkan harta dunia, tetapi apa yang kita buat untuk Tuhan
kekal dan tak akan layu.
Ketika hati kita terikat
kepada Tuhan, maka kita akan selalu berpikir bahwa penggunaan berkatNya harus
dalam kehendak Tuhan, bukan berdasarkan pertimbangan dan kesenangan pribadi.
Dengan demikian kita akan
memiliki harta di Kerajaan Sorga dan menjadi kaya di hadapan Tuhan.
3 Komentar
Terima kasih pak Pdt Adhy atas renungan firman Tuhan hari ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati.