Advertisement

JANGAN MERASA LEBIH HEBAT

 

“Di atas langit masih ada langit.” Ya, di atas orang pintar, pasti ada lagi yang lebih pintar. Di atas orang kaya yang pernah kita lihat, pasti ada orang yang lebih kaya yang belum kita lihat.

Berbagai capaian yang kita peroleh, tidak usah kita terlalu berbangga diri. Kita punya pengetahuan segudang, tidak perlu kita berbangga diri.

Punya prestasi yang meroket, tidak perlu kita terlalu memuji diri. Jangan sampai berbagai capaian tersebut kita merasa sombong.

Jangan pernah merasa diri paling baik, paling berilmu, paling saleh, paling rajin beribadah, paling suci dan jangan pernah merasa diri paling hebat.

Tetaplah rendah hati, apa pun kegemilangan yang kita capai. Sebab, semua itu hanyalah titipan dari Yang Maha Pemilik Segalanya.

Baca: Hidup Untuk Memberi

Firman Tuhan berkata, “Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya” (Yehezkiel 28:17).

Tuhan tidak suka dengan orang-orang yang merasa paling hebat dari orang lain karena menyombongkan diri atas apa yang ia telah capai dan dimiliki.

Akan menjadi sia-sia apa yang kita lakukan, manakala sifat sombong sudah melekat pada diri kita. Percuma saja kebaikan yang kita lakukan, bilamana kita selalu merasa paling hebat.

Yesus memberikan sebuah pelajaran dari dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Baca: Bangkit Dari Kegagalan

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak (Lukas 18:9-14).

Jika kita ingin dibenarkan Tuhan, maka kita harus rendah hati. Kita perlu sadar bahwa apa yang kita capai dan miliki semuanya berasal dari Tuhan.

Mari kita berkata bahwa Tuhan kita yang hebat, kehebatan Tuhan yang membuat kita ada sampai hari ini!

Posting Komentar

2 Komentar

Joyce ester mengatakan…
Amin
Kabar Sorgawi mengatakan…
Puji Tuhan, amin...